Proses penerjemahan kitab Qasas Al-Quran dengan metode komunikatif
Menerjemahkan memang bukanlah
hal yang gampang, terlebih jika yang menerjemahkan hal penting seperti kitab.
Telah banyak peneliti di negara maju mengembangankan pengetahuan mereka dengan
menerjemahkan buku-buku berbahasa asing, karya ilmiah hasil dari terjemahan
tersebut sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan
penerjemahan merupakan upaya untuk memproduksi padanan kata yang wajar
digunakan setiap orang, di dalam sumber bahasa agar mudah dipahami oleh bahasa
penerima masing-masing. Komunikasi lintas bahasa merupakan bentuk dari
penerjemahan di zaman sekarang ini. Tak terkecuali penerjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia. Namun dalam
proses penerjemahan seringkali menemukan berbagai masalah, masalah tersebut
bisa muncul baik dari kosa katanya, susunan kalimatnya, atau keadaan sosial
dari suatu bahasa yang bersangkutan.
Jadi,
bagaimanakah
penerjemah mengatasi permasalahan yang timbul selama proses penerjemahan?. Kegiatan
penerjemahan sangat identik dengan masalah mengingat penerjemahan melibatkan
dua bahasa dan budaya yang berbeda. Dalam prakteknya penerjemahan dihadapkan
dengan dua fase sumber permasalahan saat melakukan tugasnya. Misalnya pada saat
analisis teks sumber, penerjemah haruslah memahami dan mengambil inti sari dari
sekian makna potensial. Sebagian penerjemah menemukan kata, istilah, konsep
atau ekspresi yang sebelumnya tidak ada dalam memorinya. Pada saat seperti itulah penerjemah berada dalam kebuntuannya. Seorang penerjemah yang
bertanggung jawab pasti akan mencari cara agar masalah tersebut dapat diatasi,
bukan malah memilih strategi
pengalihan. Cara mengatasi hal tersebut mungkin penerjemah bisa membuka
internet, kamus, melakukan pembacaan interteks tentang teks sumber.
Setelah menganalisis teks
sumber, pesan dan makna yang telah masuk salam skemata penerjemah haruslah
diungkapkan kembali sesuai dengan fungsi penerjemahan dan pembaca sasarannya.
Mengingat penerjemahan adalah komunikasi lintas bahasa dan budaya, tentunya ada
jarak dan pembeda akan pesan yang di pertukarkan. Untuk itu penerjemah harus
mencari cara agar pesan dapat mudah dipahami diterima oleh pembaca sasaran,
dalam hal ini tentulah berbicara mengenai metode yang digunakan untuk menyampaikan
pesan dengan cara yang komunikatif.
Pada penelitian ini berfokus
pada penerjemahan teks yang memiliki unsur komunikatif, peneliti mengalihkan
unsur budaya bahasa sumber ke dalam unsur budaya yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sepadan dengan bahasa target. Hasil penelitiannya menunjukan
bahwa metode penerjemahan komunikatif pada kitab Qasas al-Qur’an merupakan
metode yang efektif digunakan dalam penerjemahan kisah-kisah yang didesain
untuk anak-anak.
Komentar
Posting Komentar